Rabu, 14 Maret 2012

AL-QURAN DAN KASIH SAYANG


 AL-QURAN & KASIH SAYANG
      Aku melihat seorang gadis cantik berkerudung duduk sendiri di kelas,padahal diluar banyak teman-temannya riang gembira menikmati waktu istirahat.Aku teringat 9 bulan yang lalu ia sangat bahagia merayakan hari ultahnya & menerima kado dari teman-temannya.Namun semua berubah, bahagianya sirna karena sebuah berita yang membuatnya seakan tak punya gairah hidup lagi.Ia di vonis dokter mengidap penyakit yang tak bisa di sembuhkan dan hidupnya hanya terhitung 3 bulan lagi.Aku tak percaya dokter,aku tahu hanya Allahlah yang menentukan hidup matinya seseorang bukan seorang dokter.
     Sebagai seorang kakak aku tak kuasa melihat ia sendirian di jauhi teman-temannya karena takut akan tertular.Hingga aku berjanji jika saja ada orang yang menyakitinya atau membuat sedih dirinya aku tak segan-segan memberinya ancaman sekalipun itu guruku sendiri.Tapi Amel(adikku) tidak mau merasa memperbudakku apalagi pada jalan keburukan yang akan membuat aku berada dalam masalah besar.Amel ingin aku melindunginya dengan tanpa kekerasan,Amel merasa perlindungan dan kasih sayangku selama ini telah cukup membuat ia aman dan bahagia.Aku bangga mempunyai adik seperti Amel,yang tabah menghadapi segala cobaan.
     Dirumah tak jauh berbeda,ayah pergi meninggalkan kami karena seorang wanita.Kami tinggal bersama ibu yang juga tak pernah perduli karena sibuk kerja dan suka pulang malam.Hanya aku yang menemaninya setiap hari di rumah dan memberinya obat penahan rasa sakit.
  "kak Rizqi,kenapa kakak  harus bawa obat terus setiap malam?Amel gak apa-apa kok.Lagian Amel sudah terbiasa sakit-sakitan begini"
  "Adikku sayang,kamu jangan pernah bilang begitu,Allah tak akan suka kalau Amel mengeluh seperti ini,jadi Amel harus tetap semangat ya,"ucapku sambil mengusap kepalanya.Matanya berkaca-kaca dan memelukku erat.
     Setiap 1 minggu sekali aku sering menemaninya ke dokter untuk diperiksa,sering pula ia menolak karena takut.Tapi aku membujuknya hingga ia menurut karena ini demi kesembuhannya juga.2 bulan setengah sudah ia di periksa,namun tak ada hasilnya.Aku tidak mau membuat ia sedih mendengar ini,aku selalu mengajak Amel pergi ke masjid sepulang dari rumah sakit.Seperti kebanyakan orang,kami kesana ingin mendapat ketenangan.Kami membaca Al-quran dan bertemu ustadz disana untuk diberikan pencerahan.
     14 hari sebelum ia merayakan hari lahirnya,aku akan memberikan kejutan pada Amel.Pulang sekolah aku pergi ke sebuah toko boneka yang tentunya tidak bersama Amel,karena dia sudah pulang duluan bersama pak.Ahmad supir di rumahku.Aku memilih boneka yang Amel sukai.Ketika pulang,aku membungkus boneka yang kubeli tadi.Saat sedang membungkus ada orang datang dan dengan refleks aku melempar kado ke bawah ranjang.
  "sedang apa kak?jalan-jalan yuk!"
  "eh Amel,anu mel kakak kan sudah kelas 9.Jadi harus sering belajar,maaf ya"jawabku meski agak bohong.
  "Owh,gak apa-apa".jawab Amel sedikit kecewa. "Uhh hampir ketahuan".Aku memang tidak mau kalau Amel tahu kejutan yang akan ku berikan.
     Hari demi hari aku lewati.Hari ke 3 sebelum hari ultah,aku pura-pura membenci dan menjauhi Amel karena capek harus terus merawat ia.Awalnya aku tidak tega,apalagi Amel pernah menangis karena kata-kataku.Tapi aku tidak mau mengurungkan niatku,dan tetap pada pendirianku walaupun itu menyakiti hati Amel.Soal ibu aku tidak tahu,aku telepon dia tapi jawabannya sedang sibuk.Sampai aku datangi kantor tempat ibu bekerja,tapi ia tak mau diganggu.
        Hari yang ditunggu akhirnya tiba,aku sengaja bangun pagi karena biasanya aku bangun siang jika hari minggu seperti ini.Ku lihat Amel sedang sarapan sendirian,aku hampiri ia.Saat aku hampiri Amel,ia menunduk karena mungkin masih marah.
  "Aameel,masih marah ya?kak Rizqi cuma bercanda kok.Karena ini tahu hari apa?"
  "ini hari ulang tahun Amel !"Kataku sambil memberikan kue dan kado yang ku sembunyikan di belakang.Kejutanku berhasil ia senang dan menerima hadiah yang ku berikan.
  "Makasih kak!".Di sela kebahagiaan itu dia meringis kesakitan dan sepertinya ini lebih parah dari biasanya.Aku pangku ia dan ku bawa Amel ke rumah sakit.Di sana para suster membawanya ke ruang UGD.
    Cucuran air mataku mengalir seakan tak rela bila Amel harus pergi meninggalkanku.Aku lihat di cermin,gadis itu menahan rasa sakit yang amat.Kerudungnya penuh dengan keringat sehingga harus di lepas,kadang ia memanggilku "kakak!".Aku tak tega melihatnya.Beberapa jam kemudian,semua hening tak ada lagi jeritan,tangisan yang sempat aku dengar.Dokter keluar dari ruang UGD.Aku tanya dia
  "Dokter bagaimana keadaan Amel ?"
dokter diam sekejap dan berkata "maaf Rizqi,kami sudah berusaha sebisa kami.Ia mengalami koma berat dan mungkin tak bisa di selamatkan"
  "yaa Allah....!!"kataku sedih.
       Aku masuk ke ruangan itu,dan ku pegang tangannya.Aku membaca Al-quran berharap ia mendengarnya meski suaraku terbata-bata karena menangis.Tiba-tiba tangan Amel bergerak,aku lihat wajahnya dan Amel berkata pelan "kak.Rizqi,,"
aku senang sekaligus kaget,aku panggil dokter.Dokter masuk dan menyuruhku keluar,Dengan kekuasaan Allah Amel sembuh dari penyakit yang menyiksanya.Bahagianya hatiku saat itu,ku peluk Amel dan kuusap air matanya.Ibu yang ku telpon dari tadi pagi akhirnya datang dan meminta maaf kepada kami karena telah mengabaikan kami.Sungguh hari itu hari yang tak pernah ku lupakan sampai sekarang.

      Kini aku sudah menikah,tapi setiap minggu keluargaku datang mengunjungi Amel yang sekarang sudah kuliah dan tinggal bersama ibu.Disana kami bercanda.Seringku ingatkan dia untuk tidak lupa terus membaca Al-Quran walaupun hanya satu ayat dan sesibuk apapun.Ia selalu mengucap terima kasih kepadaku atas kasih sayangnya selama ini...@
    Semoga cerita fiktip ini menjadi membuat kita berpikir bahwa saling mengasihi itu indah.....@
       >TAMAT
       salam semangat  by Ndarz create


2 komentar: